I. Konseptualisasi
Menggalang
persatuan dan kesatuan Bangsa dibutuhkan seorang pemimpin kharismatik,
berwawasan luas, politikus serta merakyat. Jika komponen dasar tersebut telah
terpenuhi, kiat dalam realisasi obsesi dari garis-garis besar tujuan akan
terwujud. Relevansi dari contoh sederhana diatas adalah tentang leadership.
Leadership sendiri sub bagian dari disiplin ilmu politik yang mempelajari cara
bagaimana bagi seorang pemimpin harus bertanggungjawab kepada yang dipimpin.
Karakter seorang
pemimpin Dunia ada bermacam corak. Lepas apakah pemimpin tersebut terpilih
lewat jalan konstitusi atau melalui cara kudeta dari suatu Revolusi dalam
sistem politik pemerintahan pada suatu Negara yang ada. Dalam hal semacam ini,
telah secara langsung terlihat gambaran potret sistem pemerintahan dari suatu
negara, baik sistem politik dalam negri maupun sistem politik luar negrinya.
Tidak mengherankan apabila corak suatu sistem politik suatu negara tersebut
langsung dapat berpengaruh terhadap negara-negara lainnya. Khususnya antara
negara dunia pertama dengan negara dunia ketiga. Pengaruh dalam hal ini sangat
jelas karena bagi negara dunia pertama pengaruh untuk turut campur tangan
dengan dana investasi sebagai senajata utamanya, sedangkan bagi negara dunia
ketiga pengaruh ketergantungan serta pengaruh ideologi adalah tantangan serius
bagi negara dunia ketiga tersebut.
II. Elemen
Ladership
Dalam kepimimpinan
terdapat elemen-elemen saling kait-mengait yang tidak terlepas. Elemen
tersebut, adalah 3 (tiga) elemen terpenting, yaitu antara lain :
1. Pemimpin yaitu
seorang yang diberi tugas serta wewenang untuk memimpin suatu tugas atau
pekerjaan atau organisasi.
2. Yang dipimpin
yaitu orang-orang atau massa yang diberikan tugas melalui bagian-bagiannya
masing-masing dalam melaksanakan pekerjaan yang dilimpahkan kepadanya.
3. Pimpinan yaitu
seseorang yang akan menentukan dari sistem pemerintahan yang diterapkannya atau
terhadap lembaga yang dipimpinnya.
III. Syarat-syarat
Leadership
Dalam konsep Islam, telah dengan jelas diterangkan bahwa tugas terberat adalah menentukan seorang Ulil Amri. Salah dalam memilih seorang Khalifah atau pemimpin akan menjadi malapetaka bagi dirinya maupun organisasi atau negara. Tidaklah mudah memunculkan seorang figure pemimpin yang bijak, paham tentang apa yang harus dilakukan, sebab terdapat dua teori yang menyatakan tentang munculnya seorang pemimpin. Pemimpin yang muncul karena proses alam (natural selection) dan pemimpin yang secara murni diciptakan atau disiapkan. Kelemahan dalam figure pemimpin yang kedua, akan muncul secara kuat kebiasaan menunggu serta mengharap petunjuk terhadap atasan atau yang terkenal dengan sistem komando atau juga sistem patron. Idealnya dalam hal ini adalah penggabungan dari kedua sistem yang ada dengan perbandingan lebih dominan pada proses pertama (natural selection).
Figure sorang
pemimpin minimal memenuhi syarat-syarat sebagai berikut, antara lain :
1. Syarat Mental :
a. Mempunyai
kecakapan lebih dari anggota lainnya;
b. Mempunyai daya
rekreatif atau daya tarik tersendiri;
c. Konsisten, serta
tabah dalam menghadapi setiap masalah yang dihadapkan pada dirinya;
d. Selalu insyaf
dan sadar akan tugas dan tanggungjawab.
2. Syarat Jasmani :
a. Kuat serta
sehat;
b. Mobilitas tinggi
serta bisa cepat ambil keputusan.
c. Mempunyai sifat
jujur, bijaksana dan tegas serta memiliki dasar-dasar KADER (Kreatif, Aktif,
Dedikasi atau bijaksana, Elastis atau luwes atau pandai bergaul untuk
menyesuaikan diri, Responship atau peka terhadap keadaan).
IV. Tugas Seorang
Leader
Nasib seseorang tidak akan berubah jika mereka sendiri tidak berupaya untuk merubahnya sendiri. Secara garis besar doktrin tersebut selalu terngiang di telinga setiap kita mengkaji ajaran Islam. Seperti juga dengan lembaga Bimapala, figure pemimpin ideal sangat dapat diharapkan untuk dapat merubah wajah lembaga lebih solid dan professional akan basic, orientasi serta mekanisme kerja yang ada.
Minimalisasi untuk
mencapai target seperti tertulis di atas akan tugas seorang leader adalah
sebagai berikut, antara lain :
a. Mampu sebagai
perencana (planning), atau seorang konseptor;
b. Memotfasi setiap
perangkat lembaga yang ada;
c. Mampu dan harus
dapat mencapai sasaran target program selama masa jabatan yang dipimpinnya;
d. Mengontrol serta
mengkaji ulang setiap keputusan-keputusan yang telah diambil;
e. Berhasil
mencapai tujuan akhir (ultimate goal) dan bisa menjaga kreadibilitas serta
eksistensi lembaga yang berguna bagi seluruh anggota serta bermanfaat bagi
masyarakat banyak.
Sumber: Diktad
Pendidikan Dasar Bimapala UID
Tidak ada komentar:
Posting Komentar