Rabu, 18 Juni 2014

MATERI PROTOKOLER


Istilah protokol berasal dari bahasa Yunani, yaitu ”Protos dan Kola”. Protos berarti yang pertama dan berarti pertama. Kemudian protokol dalam arti bebas, yaitu orang yang mengetahui pasti dan mengatur jalannya cara atau upacara. Dalam Pendidikan Dasar Bimapala UID kali ini, akan dititikberatkan pada sebagian kecil dalam keprotokolan, yaitu pembawa acara.

Pembawa Acara
Istilah pembawa acara merupakan adaptasi dari pengertian istilah Master of Ceremony (MC). Meskipun terjemahan ini kita tidak tepat, ditinjau dari sisi lain dari pula diterima tergantung dari segi mana kita meninjaunya sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Pembawa acara dapat di artikan dan berfungsi sebagai berikut :

  1. Kunci sukses suatu acara/upacara
  2. Pembawa situasi
  3. Ujung tombak keberhasilan suatu acara
  4. Penguasa setempat/sesaat
  5. Penuntun atau petunjuk jalannya acara
  6. Mediator
  7. Penyelamat acara/upacara

Macam dan jenis acara :

  1. Kenegaraan, adat, ilmiah, pendidikan, olah raga, keagamaan, dan sebagainya
  2. Bentuk acara terikat atau tidak terikat (bebas) komersil atau tidak
  3. Tempat acara tertutup atau terbuka
  4. Jumlah audience atau khalayak banyak atau sedikit

Syarat-syarat utama bagi seorang MC

  1. Personal qualification baik psychis maupun fisik
  2. Educational qualification baik formal maupun non formal
  3. Alat suara
Semua alat suara yang ada hubungannya dengan produksi suara harus sempurna (gigi, lidah, langit-langit, bibir, alat pernafasan, dan daerah artikulasi lainnya).


  1. Ucapan
Pengucapan atau bahan ujar dalam bahasa kita memang belum standart/pembakuan, tetapi bagaimanapun belum tertulisnya bahasa ujar yang baku tidak berarti kita tidak punya pegangan. Hal-hal umum yang berlaku dalam masyarakat Indonesia dapat dijadikan pegangan.
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan sehubungan dengan ucapan ini adalah:

  1. Nada, tinggi rendahnya suara
  2. Volume, keras lemahnya suara
  3. Tempo, cepat lambatnya suara
  4. Kualitas atau kadar suara

Kemampuan Berbicara
Komponen-komponen penting yang mendukung keefektifan berbicara harus selalu diperhatikan baik yang menyangkut aspek kebahasaan maupun non kebahasaan (faktor fisik lainnya). Hal utama yang menyangkut kemampuan berbicara adalah faktor ucapan tersebut di atas, yaitu ketepatan pengucapan. Disamping itu harus perlu selalu diingat:

  • Pilihlah kata yang tepat, jelas dan kalau perlu bervariasi (jangan mengulang kata-kata)
  • Ketepatan saran-saran, termasuk ketepatan dalam penggunaan kalimat, istilah, ungkapan, dan sebagainya.

Pakaian/Busana dan Tata Rias
Hal penting yang harus selalu diperhatikan sehubungan dengan tata busana dan tata rias ini adalah penyesuaian kita terhadap tugas kita sendiri. (Dimana, untuk apa, siapa yang hadir, bagaimana corak dan keadaan khalayak dsb). Tampilah yang pantas dan wajar serta bersikaplah dengan tenang dan wajar.

Educational Qualification
Karena dunia MC termasuk dalam pengetahuan sosial, maka pengetahuan ini tidak dapat berdiri sendiri, berbagai ilmu pengetahuan lain mutlak diperlukan.
Hal-hal yang harus diperhatikan:

  1. Susunan acara
  2. Persiapan
    1. Persiapan diri (MC)
    2. Persiapan perlengkapan atau penunjang acara
  3. Koordinasi
  4. Check and Rechek

Selasa, 17 Juni 2014

MATERI RETORIKA


Retorika adalah ketrampilan dan kemampuan berbahasa secara efektif, atau dengan kata lain disebut seni berpidato. Berpidato adalah berbicara di depan umum.

A. Langkah-langkah Dalam Mempersiapkan Suatu Pidato
    1. Meneliti masalah
       a. Menentukan maksud pidato
       b. Menganalisa pendengar dan suasana
       c. Memilih dan menyempitkan pokok permasalahan

   2. Menyusun pidato
      a. Membuat outline
      b. Mengumpulkan bahan
      c. Menguraikan masalah secara mendetail

   3. Latihan oral, yaitu latihan menyuarakan pidato

B. Aspek-aspek Dalam Menentukan Maksud Pidato
    1. Tujuan pidato
        a. Untuk memberitahukan sesuatu kepada pendengar
        b. Untuk menghibur pendengar
        c. Untuk mempengaruhi pendapat/pikiran pendengar

    2. Topik pidato
      Dalam menentukan topik pidato perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :
      a. Topik yang dipilih hendaknya sedikitnya sudah diketahui pendengar
      b. Persoalan yang hendak dibawakannya menarik perhatian baik pembicara maupun pendeganr
Suatu topik akan menarik perhatian apabila :
     Menyangkut persoalan pendengar

     Merupakan suatu jalan keluar dari persoalan yang tengah dihadapi

     Persoalan yang tengah ramai dibicarakan masyarakat


  3. Persoalan tidak boleh melampui daya tangkap pendengar

  4. Persoalan harus dapat di bawakan dalam jangka waktu yang telah ditentukan atau disediakan


C. Mengenali Pendengar Dan Situasi
    1. Analisa situasi
       a. Tempat pidato (di tempat tertutup atau terbuka, di gedung atau bukan)
       b. Waktu berpidato (pagi, siang, sore, malam)
       c. Pada kesempatan apa (resepsi, perpisahan, peringatan, dinas)

   2. Analisa pendengar
      a. Siapa yang hadir (pejabat, rakyat, tokoh masyarakat)
      b. Berapa jumlahnya (jenis kelamin)
      c. Usia, pendidikan, agama

D. Mempersempit Masalah
   Setelah kita menentukan tujuan dan mengadakan analisa terhadap situasi dan pendengarnya, maka  langkah kita berikut adalah mempersempit masalah dengan cara membuat outline. Outline sebaiknya disusun secara terperinci dan pada umumnya berisi tiga bagian, yaitu :
    1. Pendahuluan
    2. Isi
    3. Penutup

E. Syarat-syarat Sebagai Orator (Ahli Pidato)
     1. Berwibawa
     2. Percaya diri
     3. Berpengetahuan luas
     4. Dapat berbicara dengan baik

F. Tekhnik Berbicara
    Ada empat langkah proses berbicara, yaitu :
    1. Pernafasan
    2. Penggetaran
    3. Penggemaan
    4. Pengucapan (Intonasi)

MATERI LEADERSHIP



I. Konseptualisasi
Menggalang persatuan dan kesatuan Bangsa dibutuhkan seorang pemimpin kharismatik, berwawasan luas, politikus serta merakyat. Jika komponen dasar tersebut telah terpenuhi, kiat dalam realisasi obsesi dari garis-garis besar tujuan akan terwujud. Relevansi dari contoh sederhana diatas adalah tentang leadership. Leadership sendiri sub bagian dari disiplin ilmu politik yang mempelajari cara bagaimana bagi seorang pemimpin harus bertanggungjawab kepada yang dipimpin.
Karakter seorang pemimpin Dunia ada bermacam corak. Lepas apakah pemimpin tersebut terpilih lewat jalan konstitusi atau melalui cara kudeta dari suatu Revolusi dalam sistem politik pemerintahan pada suatu Negara yang ada. Dalam hal semacam ini, telah secara langsung terlihat gambaran potret sistem pemerintahan dari suatu negara, baik sistem politik dalam negri maupun sistem politik luar negrinya. Tidak mengherankan apabila corak suatu sistem politik suatu negara tersebut langsung dapat berpengaruh terhadap negara-negara lainnya. Khususnya antara negara dunia pertama dengan negara dunia ketiga. Pengaruh dalam hal ini sangat jelas karena bagi negara dunia pertama pengaruh untuk turut campur tangan dengan dana investasi sebagai senajata utamanya, sedangkan bagi negara dunia ketiga pengaruh ketergantungan serta pengaruh ideologi adalah tantangan serius bagi negara dunia ketiga tersebut.

II. Elemen Ladership 
Dalam kepimimpinan terdapat elemen-elemen saling kait-mengait yang tidak terlepas. Elemen tersebut, adalah 3 (tiga) elemen terpenting, yaitu antara lain :
1. Pemimpin yaitu seorang yang diberi tugas serta wewenang untuk memimpin suatu tugas atau pekerjaan atau organisasi.
2. Yang dipimpin yaitu orang-orang atau massa yang diberikan tugas melalui bagian-bagiannya masing-masing dalam melaksanakan pekerjaan yang dilimpahkan kepadanya.
3. Pimpinan yaitu seseorang yang akan menentukan dari sistem pemerintahan yang diterapkannya atau terhadap lembaga yang dipimpinnya.

III. Syarat-syarat Leadership

Dalam konsep Islam, telah dengan jelas diterangkan bahwa tugas terberat adalah menentukan seorang Ulil Amri. Salah dalam memilih seorang Khalifah atau pemimpin akan menjadi malapetaka bagi dirinya maupun organisasi atau negara. Tidaklah mudah memunculkan seorang figure pemimpin yang bijak, paham tentang apa yang harus dilakukan, sebab terdapat dua teori yang menyatakan tentang munculnya seorang pemimpin. Pemimpin yang muncul karena proses alam (natural selection) dan pemimpin yang secara murni diciptakan atau disiapkan. Kelemahan dalam figure pemimpin yang kedua, akan muncul secara kuat kebiasaan menunggu serta mengharap petunjuk terhadap atasan atau yang terkenal dengan sistem komando atau juga sistem patron. Idealnya dalam hal ini adalah penggabungan dari kedua sistem yang ada dengan perbandingan lebih dominan pada proses pertama (natural selection).
Figure sorang pemimpin minimal memenuhi syarat-syarat sebagai berikut, antara lain :

1. Syarat Mental :
a. Mempunyai kecakapan lebih dari anggota lainnya;
b. Mempunyai daya rekreatif atau daya tarik tersendiri;
c. Konsisten, serta tabah dalam menghadapi setiap masalah yang dihadapkan pada dirinya;
d. Selalu insyaf dan sadar akan tugas dan tanggungjawab.

2. Syarat Jasmani :
a. Kuat serta sehat;
b. Mobilitas tinggi serta bisa cepat ambil keputusan.
c. Mempunyai sifat jujur, bijaksana dan tegas serta memiliki dasar-dasar KADER (Kreatif, Aktif, Dedikasi atau bijaksana, Elastis atau luwes atau pandai bergaul untuk menyesuaikan diri, Responship atau peka terhadap keadaan).

IV. Tugas Seorang Leader

Nasib seseorang tidak akan berubah jika mereka sendiri tidak berupaya untuk merubahnya sendiri. Secara garis besar doktrin tersebut selalu terngiang di telinga setiap kita mengkaji ajaran Islam. Seperti juga dengan lembaga Bimapala, figure pemimpin ideal sangat dapat diharapkan untuk dapat merubah wajah lembaga lebih solid dan professional akan basic, orientasi serta mekanisme kerja yang ada.
Minimalisasi untuk mencapai target seperti tertulis di atas akan tugas seorang leader adalah sebagai berikut, antara lain :
a. Mampu sebagai perencana (planning), atau seorang konseptor;
b. Memotfasi setiap perangkat lembaga yang ada;
c. Mampu dan harus dapat mencapai sasaran target program selama masa jabatan yang dipimpinnya;
d. Mengontrol serta mengkaji ulang setiap keputusan-keputusan yang telah diambil;
e. Berhasil mencapai tujuan akhir (ultimate goal) dan bisa menjaga kreadibilitas serta eksistensi lembaga yang berguna bagi seluruh anggota serta bermanfaat bagi masyarakat banyak.

Sumber: Diktad Pendidikan Dasar Bimapala UID

SISTEM PENDIDIKAN

Sesuai dengan AD-ART Bimapala UID pendidikan Bimapala UID merupakan salah satu kegiatan rutinitas tahunan yang bertujuan untuk menerima anggota baru Bimapala UID. Kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan diantaranya:

1. Pra Dikdas
  • Interview
  • Cek Kesehatan
  • Latihan Fisik
  • Materi Kelas

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pendidikan dasar Bimapala UID, merupakan aplikasi lapangan dari materi yang diberikan di dalam kelas yang dapat diterapkan di lapangan yang bertujuan untuk memperkenalkan kegiatan alam bebas yang akan menjadi skill dasar bagi anggota Bimapala UID untuk bergiat dialam bebas.

3. Pendidikan Lanjutan

Pendidkan lanjutan merupakan pengembangan dari materi yang belum didapat dari materi kelas. materi ini bertujuan untuk menambah skill anggota tidak hanya bergiat dialam bebas melainkan materi keorganisasian, agar angota Bimapala UID memiliki skill berorganisasi yang baik dan benar.

4. Masa Bakti

Masa bakti merupakan tahap akhir dari anggota Bimapala yang hendak mendapatkan nomor dan untuk menjadi angota Bimapala UID sepenuhnya.

Akhir dari pendidikan Bimapala UID bertujuan untuk:
  1. Mengenalkan kegiatan alam bebas
  2. Meningkatkan skill bergiat dialam bebas
  3. Melatih kekompakan
  4. Kerjasama
  5. Leadership
  6. Tanggung jawab
  7. Orientasi anggota
  8. Loyalitas anggota
  9. Totalitas anggota

MARS BIMAPALA UID


Bimapala, bimapala di sana ku tempa jiwa
jiwa satria dan luhur
Demi mental kian membaja.....
Bimapala, bimapala penuntun cita-cita
Lewat cinta pada sesama
dan seluruh alam semesta
Senantiasa siap di segala medan
Menghalau segala tantangan
Majulah maju tegar berjuang...
Menembus seribu rintangan
Jaya...jaya...Jaya... Bimapala...
Kan slalu jaya...
Bimapal,bimapala namamu tetap membahana
Walau nanti disuatu masa
Kita tak lagi bersama
Bimapala,bimapala nama mu slalu terpatri
Di Lubuk hati kami selamanya
Ciptakan persatuan dan kesatuan
Untuk menuju hari depan
bangun rasa cinta dan kasih sayang
Tuk bekal diri di kehidupan
Jaya...Jaya...Jaya...Bimapala
kan slalu jaya....
Bimapala, bimapala namamu slalu terpatri
Dilubuk hati kami
Untuk selamanya.......
Untuk selamanya.......

SEJARAH


A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Tahun akademik 1984 – 1985 adalah tahun yang ketiga dipusatkannya segala aktivitas mahasiswa UID di kampus Utan Kayu. Dengan kondisi heterogen seluruh mahasiswa yang diterima serta didukung oleh lingkungan yang relative baru, menjadikan suasana aktivitas mahasiswa di kampus terasa kurang dinamis dan monoton
Untuk menciptakan suasana yang lebih dinamis, mahasiswa Fakultas Hukum khususnya angkatan 1984 berinisiatif melakukan suatu terobosan dengan mengadakan kegiatan alam bebas seperti camping, hiking dan mengikuti lomba lintas alam, yang kesemuanya itu belum terorganisir dengan baik.

2. Dasar Pemikiran

Setelah beberapa kali mengadakan kegiatan seperti tersebut di atas, maka terbersit suatu ide untuk membentuk wadah yang lebih terorganisir, sehingga dalam pelaksanaannya dapat lebih terarah.
Ide ini dilanjutkan kemudian dengan pencarian sebuah nama – nama yaitu; BRIKAPALA (Brigade Kawula Muda Pecinta Alam) yang diusulkan oleh Aris Bima Sucipto, usulan kedua yakni dari Denny Hidayat Azis yaitu MAKUMPALA (Mahasiswa Hukum Pecinta Alam) serta usulan yang ketiga yaitu BIMAPALA (Brigade Mahasiswa Pecinta Alam) oleh Didin Komaruddin. Akhirnya tercapailah suatu kesepakatan pada tanggal 19 November 1985 untuk memilih nama BIMAPALA, dan organisasi BIMAPALA dikukuhkan pada tanggal 7 Desember 1985 pada pukul 00.00 WIB di Ciherang – Cidahu, Sukabumi, dan pada saat itu juga nama sebelas orang pendiri disahkan secara resmi. Adapun nama – nama dari 11 orang pendiri BIMAPALA UID adalah sebagai berikut:

a. Ahmad Amin Wahab BMP. 001 Pendiri
b. Aria Bima Sucipto BMP. 002 Pendiri
c. Denny Hidayat Azis BMP. 003 Pendiri
d. Didin Komaruddin BMP. 004 Pendiri (BUPI)
e. Eko Sumarko BMP. 005 Pendiri
f. Erizal BMP. 006 Pendiri
g. Iriantoni BMP. 007 Pendiri
h. Muhammad Ridwan BMP. 008 Pendiri
i. Ruyana Haris BMP. 009 Pendiri
j. Sutrisno BMP. 010 Pendiri
k. Untung Sugiarto BMP. 011 Pendiri

Dalam perkembangan selanjutnya, agar setiap kegiatan yang dilakukan BIMAPALA juga dapat membawa misi dan nama baik almamaternya, maka hingga kini nama BIMAPALA ditambah menjadi BIMAPALA UID.

B. Kondisi Obyektif Perkembangan Bimapala UID

1. Periode 1985 – 1989

Setelah resmi berdiri, selanjutnya Bimapala UID dalam beraktivitas di kampus, berada dalam naungan Senat (BEM) mahasiswa Fakultas Hukum, Seksi Olah Raga, Kesenian dan Rekreasi (Sie. Orkesrek).
Pada periode ini aktifitas organisasi sangat terbatas, yaitu terbatas pada kegiatan Jambore dan Bakti Sosial yang diselingi dengan Hiking serta mengikuti Lomba Lintas Alam Parakan Salak (berhasil memperoleh Juara II). Selama periode ini pula eksistensi Bimapala UID belum banyak dirasakan oleh mahasiswa UID. Hal ini tidak terlepas dari kurangnya fasilitas yang dimiliki serta adanya pandangan sempit dan apriori dari pihak luar terhadap Bimapala UID.
Kendala lainnya adalah program kerja yang kurang terarah dengan baik dan tidak sistematis, misalnya dalam penerimaan anggota baru menggunakan sistem yang sangat sederhana, yaitu berdasarkan banyaknya jumlah kegiatan yang telah diikuti oleh calon anggota.
Periode ini merupakan periode penyamaan visi segenap fungsionaris dan anggota Bimapala UID dalam upaya mengembangkan organisasi kearah yang lebih baik. Dalam proses penyamaan visi ini tidak terlepas dari perbedaan pendapat maupun pandangan dalam organisasi, hal ini wajar karena merupakan dinamika dari kematangan berpikir. Untuk memperjelas orientasi tujuan organisasi, akhirnya disepakati untuk mengadakan Musyawarah Besar (Mubes) yang diadakan pada tanggal 28 Juli – 1 Agustus 1989 di Sukareja, Sukabumi.
Mubes pertama ini mempunyai nilai historis yang tinggi, karena melalui Mubes ini dapat dirumuskan dan disahkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Bimapala UID yang merupakan landasan pijak organisasi, sehingga orientasi tujuan organisasi semakin jelas.
Pada periode ini juga telah diciptakan Mars Bimapala UID yang diciptakan oleh Mas Dono (Alm.) dan Mbak Neneng Lies Handayani dan diaransir oleh Bung Suwita.

2. Periode 1989 – 1991

Dalam rangka penataan manajemen organisasi maka pada periode ini merupakan masa konsolidasi dari periode sebelumnya, untuk itu fungsionaris Bimapala UID dengan didukung oleh segenap anggota, mengambil suatu kebijaksanaan untuk mengadakan reformasi dan restrukturisasi dalam tubuh organisasi.
Sasaran utama dari langkah konsolidasi ini adalah peningkatan sumber daya anggota melalui penyamarataan kualitas pengetahuan, ketrampilan alam bebas, yang diwujudkan dengan menyusun suatu sistem pendidikan dan latihan yang terarah. Diklat pertama kali ini diadakan pada tanggal 21 – 26 Februari 1990, yang kemudian menghasilkan angkatan pertama diklat yaitu angkatan Bukit Picung (BUPI). Diklat pertama ini merupakan embrio dari sistem Diklat yang ada sampai sekarang.
Untuk menunjang keberhasilan masa konsolidasi ini, maka organisasi memutuskan untuk mengadakan her registrasi anggota yang diadakan pada bulan Februari – November 1990. Dalam upaya meningkatkan eksistensi Bimapala UID, maka pada periode ini terus diupayakan pendekatan intensif dengan pihak rektorat. Setelah melalui proses pendekatan yang cukup panjang, akhirnya pada tanggal 3 Februari 1990 pihak Rektorat UID meligitimasi Bimapala UID sebagai salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di lingkungan kampus UID, yang langsung dibawah koordinasi PUREK III UID.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran serta dan dukungan dari PUDEK FH Bapak Imam Hidayat, SH. (alm.), Bapak Ahmad Mulkan, S.H. PUREK III UID dan Bapak Endi Djunaedi PUREK III UID pengganti Bapak Ahmad Mulkan, S.H.
Dengan diakuinya Bimapala UID sebagai salah satu UKM, maka orientasi kegiatannya pun mencakup keempat Fakultas yang ada di UID. Untuk lebih memperkenalkan keberadaan Bimapala UID, pada bulan November 1990 untuk pertama kalinya diadakan kegiatan pendakian umum yang diikuti oleh mahasiswa keempat Fakultas, kegiatan ini terus dikembangkan hingga sekarang.
Seusai masa her registrasi Bimapala UID mengadakan kegiatan mentoring pada bulan Desember 1990 dalam rangka penyeragaman pengetahuan, ketrampilan serta prinsip mental bagi anggotanya. Selain itu kegiatan mentoring ini sebagai ajang uji coba bagi sistem Diklat yang akan diterapkan sebagai sistem peniramaan anggota baru. Patut disayangkan, kegiatan ini hanya diikuti oleh sebagian kecil anggota saja. Dengan demikian, dalam masa konsolidasi ini secara tidak langsung telah terjadi seleksi alamiah (natural selection) bagi anggota, sehingga hanya anggota yang berminat dan mempunyai rasa memiliki yang tinggi saja yang tetap berkiprah dalam mengembangkan sayap organisasi.
Masa konsolidasi ini selesai pada bulan Desember 1990 dan tahun 1991 mulai memasuki tahap pengkaderan anggota dengan membuka penerimaan anggota baru melalui sistem Diklat yang baru pada awal maret 1991. Dalam proses pelaksanaan Diklat ini Bimapala UID mendapat bantuan dari kampus berupa ruang sekretariat yang digunakan hingga sekarang ini.
Dalam rangka pengembangan aktifitas organisasi, untuk yang pertamakalinya, diadakanlah kegiatan ekstern yang cukup progresif, yaitu ekspedisi Penelitian dan Bakti Sosial pada masyarakat suku Tengger di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur pada tanggal 1 – 10 Juli 1991.
Sebagai penutup masa kepengurusan periode 1989 – 1991, diadakan Mubes kedua di Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Mubes ini menghasilkan AD/ART yang telah diperbaharui, pengembangan struktur organisasi dan program kerja serta pembentukan Badan Pengurus Harian Bimapala UID periode 1991 – 1992. Selain itu, melalui Mubes ini juga diangkat Bapak Ir. Raihan Rasjidi dan Bapak Azhar Usman, SH sebagai Pembina organisasi.

3. Periode 1991 – sekarang

Periode ini merupakan tahap penyempurnaan mutu organisasi, pengembangan demi pengembangan dalam organisasi terus dilakukan dan eksistensi dari Bimapala UID semakin kukuh. Pengembangan dan peningkatan sumber daya anggota tetap menjadi issue sentral kebijaksanaan organisasi, karena kami menyadari bahwa anggota adalah asset terpenting dari suatu organisasi. Tanpa anggota yang berkualitas tinggi maka organisasi tidak akan berkembang dengan baik, walaupun didukung oleh segudang sarjana. Tidak mengherankan jika akhirnya Bimapala UID mempunyai prinsip, lebih baik mempunyai anggota sedikit tapi berkualitas dari pada mempunyai anggota anggota banyak tapi tidak menghasilkan apa – apa.
Dalam upaya memperluas pengetahuan anggota, Bimapala UID telah mengutus beberapa anggota untuk mengikuti kegiatan – kegiatan pelatihan seperti sekolah SAR yang diselenggarakan oleh Wanadri, kursus Rock Climbing oleh Skygers, Pendidikan jurnalistik yang diadakan Yayasan Pijar dan Mapa Gunadarma.
Selain itu sistem pembinaan anggota diperbarui dengan metode pengembangan ketrampilan anggota yang lebih terarah dan sistematis, yang terangkum dalam satu paket masa bakti calon anggota Bimapala UID. Sebagai landasan pijak dari sistem ini adalah Peraturan Pelaksana Sistem Pendidikan dan Latihan Bimapala UID, yang dirumuskan pada Mubes ke – IV di Cipayung, Jawa Barat.

C. Hubungan Dengan Lembaga Lain

Dalam perjalanan pengembangan organisasi, Bimapala UID telah menjalin hubungan dengan beberapa organisasi, Lembaga swadaya Masyarakat maupun instansi pemerintah. Hubungan ini dalam dua bentuk yaitu kerjasama antar organisasi dan partisipasi aktif Bimapala UID dalam kegiatan.
Dalam hubungan kerjasama organisasi, Bimapala UID telah menjalin hubungan dengan Wanadri, Mapala UI dalam rangka penataan system Diklat. Pada pelaksanaan ekspedisi, Bimapala UID bekerjasama dengan Palacandika, Singosari Jawa Timur dan Mapala Siginjai Universitas Jambi. Selain itu, Bimapala UID pernah diminta untuk turut membantu kegiatan pelatihan di organisasi lain seperti di Giri Gahana UPN Jakarta pada kegiatan sekolah kepala suku, dan beberapa Pendidikan Dasar pada organisasi Perintis STTI, Krapala, Edelweiss SMA 5 dan Rismapala Bekasi.
Bimapala juga berpartisipasi aktif dalam beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi lain, diantaranya adalah kegiatan seminar yang diadakan oleh Walhi Porda DKI, Pendidikan Jurnalistik yang diadakan oleh Mapa Gundarma, kursus Rock Climbing yang diadakan oleh klub Skygers Bandung, lomba panjat dinding yang diadakan oleh senat Fakultas Teknik Universitas Ass-Syafi’iyah.
Instansi pemerintah yang telah bekerjasama dengan Bimapala UID adalah Direktorat Bimbingan dan kelembagaan Departemen Agama, Direktorat Bina Masyarakat Terasing dan Direktorat Pengembangan Desa Departemen Dalam Negeri.